Orang tua jaman dulu. dibalik kesederhanaannya biasanya tersimpan “power” yang luar biasa!!

YUDIBATANG.COM – Halo brother biker 😀 … Malam Jumat tapi masih bulan puasa, jadi artikel horor sementara libur dulu. sebagai gantinya berikut ini ada artikel OOT (Out Of topic), tentang orang tua jaman dulu, dibalik kesederhanaannya tersimpan “power” yang luar biasa. kata “orang tua” dalam tanda petik maksudnya orang tua yang umurnya benar-benar tua (bukan hanya orang tua kita saja), bisa berarti Pakde, mbah, tetangga, pak Lik dan lain-lain. Seringkali kita “underestimate” dalam menilai orang tua.

*poto Bro Hadiyanta bersama Ayahandanya

yah..karena secara umum penampakan orang tua jaman dulu ini cenderung sederhana, kelihatan lemah, kurus dan lain-lain. busana yang dikenalan biasanya pakai kemeja (seringnya baju batik), mengenakan celana kain panjang dan memakai kopiyah hitam. Umumnya giginya sudah ada yang tanggal jadi mulutnya kelihatan kempot, tampak tua dan lelah, bahunya yang dulu kekar legam terbakar matahari… kini kurus dan terbungkus… he..he.. kaya lagunya siapa ya??

*Poto ilustrasi

Okay, back to the topic. Saya akan menceritakan pakde atau uwak saya yang bernama Uwak Ali. yang termasuk orang tua jaman dulu pengalaman horornya dicegat kuntilanak pernah saya tulis. Dulu.. sekitar bulan Februari tahun 2006, saya mau mengadakan selamatan “puputan” anak saya yang pertama (puputan = syukuran dan selamatan atas lepasnya tali pusar sijabang bayi ). umumnya acara sukuran dan selamatan ini mengundang para tetangga untuk bersama-sama memanjatkan do’a.

Seminggu sebelumnya saya sudah menyebar undangan kepada masyarakat disekitar tempat tinggal saya. dan saya juga mengundang khusus ibu saya yang tinggal didesa Balapaulang, tegal. Namun ketika ibu saya datang, ibu datang bersama Uwak saya namanya Uwak Ali (Almarhum).

*yudibatang bersama ibunda 😀

Orang tua jaman dulu

Sayapun bertanya keIbu “Bu, daning ngejak wakAli? “ translate “Bu, Kok ngajak Uwak Ali?” . Ibu saya menjawab : “Aja kayakuwe kowen, wakAli katone tah tuwa, tapi dongane mujarab” translate “Jangan begitu kamu, wakAli memang kelihatannya tuwa, tapi do’anya mustajab”. Maksud saya bertanya kasihan Wakali sudah tua kok diajak jalan keluar kota.

Acara selamatan akan dilaksanakan hari sabtu jam empat sore. Namun..dikala waktu sudah mendekati jam empat sore, sekitar jam tigaan.. hujan turun lumayan deras… waduh!! saya mulai khawatir.. wah bakal kacau nih acara… sembari nggulungin tikar yang mulai kena tetesan air hujan (soalnya tempat slametannya diteras, maklum waktu itu ruangan rumah saya masih kecil 😀 ).

Iseng-iseng saya bercanda ke Uwak Ali… “Uwak Ali.. bisa mindah hujan wak? “ beliau menjawab dengan serius” tunggu sebentar ya.. “ saya perhatikan beliau mengambil air wudlu setelah itu masuk kekamar… saya nggak tahu apa yang beliau lakukan didalam kamar. Sepuluh menit berlalu, Demi Allah!!… hujan langsung berhenti berganti cerah dan matahari mulai menampakkan sinarnya.

Setelah hujan berhenti, wak Ali keluar dari kamar sembari bertanya kesaya “Hujannya sudah berhenti yud?”. saya menjawab sekaligus bertanya “sudah wak, didoain apa wak?”. waktu itu wak Ali menjelaskan sesuatu tentang solat, dzikir dan do’a memohon agar hujan berhenti/pindah. Tapi saya lupa do’a apa yang dipakai. Setelah hujan reda saya langsung menggelar tikar kembali dan sepuluh menit kemudian, tamu-tamu undangan mulai berdatangan. Alhamdulillah acara berjalan lancar. Orang tua jaman dulu dibalik kesederhanaannya tersimpan “power” yang luar biasa. Berbahagialah bagi brother biker yang diberi kemampuan dan kesempatan membahagiakan orang tuanya.

*Nggak berlaku bagi orang tua yang suka jajan