Pengalaman saat SMA, berangkat sekolah naik truk pasir bersama teman-teman cewek

generasi paling bahagia

Halo brother biker πŸ˜€ …. Sering saya melihat segerombolan anak-anak sekolah yang menyetop truk saat jam pulang sekolah. Kadang jengkel juga melihat mereka yang menyetop truk sampai “menghadang” ditengah jalan. Mereka tidak menyadari bahwa tindakannya sangat membahayakan nyawa sendiri dan membahayakan nyawa pengguna jalan lain. Apalagi yang “ancang-ancang” naiknya pada posisi dekat ban belakang. Sekali meleset… dan jatuh, bisa langsung “kriek” tiada ampun!!

*poto ilustrasi

Alasan klasik mereka biasanya agar hemat. Hhmm… namun menurut opini saya itu seperti “tantangan” dan suatu ajang agar dapat pengakuan bahwa mereka yang pulang sekolah naik truk bak terbuka itu keren. Yah… “ora maido” namanya darah muda, kita semua juga pernah muda πŸ˜€

Nah… melihat anak-anak sekolah yang naik truk dibak terbuka mengingatkan saya peda pengalaman 24 tahun yang lalu (1993) saat masih duduk dibangku SMA. Saat itu yudibatang berangkat sekolah bersama teman-teman cewek naik truk,Namun tujuannya berbeda antara dulu dan sekarang. Kalau sekarang umumnya dikota sarana transportasi banyak tersedia. Ojek online, Angkot, Bus hingga kendaraan pribadi (roda dua dan roda empat). Kalau jaman dulu sekitar tahun 90an, jarang yang punya sepeda motor. Dan penumpang angkutan kota dipagi hari sangat “mlember-mleber”, tidak jarang anak sekolah yang rumahnya jauh sering terlambat masuk sekolah.

Okay kembali kecerita. Yudibatang dan dua teman cewek tinggal diDesa Balapulang namun menuntut ilmu sebuah SMA dikota yang cukup jauh. Nama sekolahnya SMA Negeri 1 Slawi (Kabupaten Tegal). Teman cewek yang pertama beranama Dian yang sekarang sudah jadi buDokter berdomisili diJakarta yang kedua namanya Rubi, kabar terakhir Rubi menjadi ahli kimia disebuah perusahaan. Berbeda dengan yudibatang yang “mbolosan” :mrgreen: , Teman-teman yudibatang anaknya baik, pintar secara akademis dan wajahnya cantik-cantik.

Disuatu senin pagi, kami bertiga sudah berdiri dipinggir jalan hendak menyetop angkot. Kami sudah stand by dari jam 6 pagi. Setiap senin kami harus ikut upacara bendera. Nah..ditunggu-tunggu hingga jam 06:40, semua angkot yang lewat penuh sesak dan angkot langganan sedang tidak narik. Bagi saya sih santai saja..karena nggak ikut upacara bendera bisa tetap masuk lewat tembok belakang …duss!! Namun saya melihat raut wajah kedua teman saya penuh dengan kecemasan dan kekawatiran. Akhirnya saya spontan menyetop setiap truk yang lewat. Jam 06:45 ada truk yang mau berhenti, truk tua berwarna biru tua dan sopirnya seorang bapak-bapak sendirian.

Saya bicara dengan pak Sopir dan meminta tolong ikut numpang truknya karena semua angkot penuh. Alhamdulillah..pak Sopir mengijinkan kami menaiki truknya. Lady first!! saya mempersilahkan Dian dan Rubi naik dikabin sedangkan saya mlumpat naik dibak truk yang banyak sisa pasirnya! Alahamdulillah tepat jam 7 pagi kami sampai didepan gerbang sekolah. Dian dan rubi langsung begegas masuk kedalam kelas sementara saya berjalan santai kewarung (Namanya warung iji) untuk menikmati segelas kopi dan sebatang rokok..he..he… πŸ˜€ So … naik truk jaman dulu dan sekarang misinya berbeda! kalau dulu karena kepepet, kalau sekarang buat gagah-gagahan. πŸ˜€

 

About yudibatang 2695 Articles
Pemotor sederhana yang suka berbagi pengalaman seputar sepeda motor dan cerita horor. Contact email yudi.indonesia@yahoo.co.id

10 Komentar

  1. hahaha…jadi ingat jaman STM dulu pulang sekolah nyetop trek..jebulnya trek habis ngangkut sapi..tangan,sepatu,seragam banyak letongnya..hahahaha

  2. Manatap mbah, jd inget thn 98 lg jaman kerusuhan pulng stm nyari tmpt pkl ngompreng truk dari cirebon-indramayu, suasanae mencekam tegang sprti mau perang, jgn smp terulang lg

    • jaman 93-96 masa2 sma rokok sebatang bagi 5 mulut,
      soale pada kere semua hi.hi..
      pulang sekolah jalan kaki 8 km

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*


Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.