
YUDIBATANG.COM – Halo brother biker 😀 ,.. Artikel pengalaman berkendara tentang Berkendara didaerah yang asing. Setiap pemotor memiliki kebiasaan, skill dan gaya tersendiri. Biasanya hal ini dipengaruhi oleh jam terbang, jenis motor yang digunakan dan jalan yang sering dilalui sehari-hari. Contoh pemotor yang biasa riding dikota besar macam Jakarta tentu akan berbeda dengan pemotor yang bisa riding di daerah. Pemotor kota besar sebagian besar cenderung slonang-slonong dan slibak-slibik. yah,..karena rute dan jalan yang dilalui keadaanya cenderung padat dan sering mengalami kemacetan. Hingga pemotor jadi terbiasa memanfaatkan sedikit celah agar tetap bergerak.

Lain lagi pemotor dipedesaan, jalan yang dilalui biasanya dua arah dan kadang padat kadang sepi. Pemotor ini perhitungan untuk mendahului kendaraan didepannya seperti sudah akurat. kelihatannya mau nabrak kendaraan didepannya tapi ternyata masih bisa masuk.
Nah,..kalau saya sendiri lebih sering riding dijalan pantura yang jalannya searah atau satu jalur. dibeberapa titik kadang padat namun dibeberapa titik lainnya kadang lengang. Pemotor pantura yang suka melintas jarak jauh ini biasanya sering menggember motornya hingga pol karena jalannya alus dan sepi serta searah.

Nah,.. kalau saya pribadi, saat saya berkendara didaerah yang baru pertama didatangi atau baru pertama lewat saya akan lebih ekstra hati-hati. Apalagi karakter jalanannya berbeda dengan jalanan yang biasa saya lalui sehari-hari. Nah ,..disinilah kita harus beradaptasi. dari yang tadinya biasa lewat jalan satu arah mulus, berubah menjadi lewat jalan dua arah pedesaan yang berkelak-kelok. Contohnya saat saya ikutan touring ke Telaga sarangan bersama rekan-rekan Blogger dan vlogger jateng plus bareng Mbah Iwan banaran. Mungkin saya satu-satunya rider pantura yang ikutan. Sedang lainnya rider campuran he,..he..

Berkendara didaerah yang asing jangan terprovokasi
Saat perjalanan berangkat menuju Telaga sarangan, saya sempat tertinggal dari rombongan plus ketemu lelembut sarangan. Baca : Pengalaman touring digandoli lelembut gunung lawu Sarangan Selain medannya dua arah nan berkelok-kelok serta naik turun, jalur menuju telaga sarangan ini banyak lelembutnya. Alhamdulillah saya bisa kembali ketemu rombingan dan selamat.

Nah,.. saat perjalanan pulang dari Telaga sarangan menuju Kota Solo, saya masih berkendara ekstra hati-hati. Yups,.. jalan dan medannya asing. Jalan dua arah berkelak-kelok dan cenderung menurun terus. Ada satu rekan dari Boyolali namanya Mbah Robby pengasuh blog Robydriver.com yang selalu memprovokasi saya agar berkendara kencang dan mendahului kendaraan didepannya. terdengar terus teriakannya “masuk mbah!!,.. sikat mbah!!.. “. Sem!! Saya tetap hati-hati dan fokus,.. “Ya tuhan berikanlah ketabahan agar tidak terpancing provokasi mbah roby”.

Mbah Roby ini selain asitas (Anak situ Asli) dia juga postur tubuhnya kerempeng seperti fido dildo jadi power to weight rasionya lebih unggul dibanding saya. Untung ada satu rekan blogger lain yang karakter berkendaranya mirip dengan saya. yups,.. dialah mbah Nugroho pengasuh blog redto-black.web.id Mbah nugroho ini setia berkendara beriringan dengan saya. sementara mbah Iwanbanaran yang memiliki skill berkendara diatas rata-rata sudah mblandang jauh kedepan.
Alhamdulillah, kami semua selamat sampai disolo. Setibanya diSolo mbah Roby berbicara kepada yudibatang kalau dia tidak bermaksud memprovokasi melainkan agar rombongan tidak terpecah. Sayapun menjawab “kalem wae mbah penting slamet lan botole akaz” he,..he.. So,..Berkendara didaerah yang asing jangan terprovokasi ocehan rekan riding. kalau tidak menguasai medan bisa cilaka.
Semoga berguna.
aku ridinge yo kalem mbah, motorku ra isoh jak ngebut 😀
sakne mbah
klo saya sih ikutin gaya berkendara disitu. klo disitu kalem ya ikutan kalem. klo beringas ya ikutan beringas. kayak di Jakarta, kebanyakan beringas, pling enak emang bawa motor butut jd enak buat srempet dan tabrak depan belakang.
klo jalan sepi enaknya adem, pelan santai… menikmati pemandangan gunung dan sawah… ikutin laju kendaraan disitu berapa, klo 40 ya 40, klo 60 ya 60kph.
nggih mbah roy
Dleseo kanan dlesep kiri mbah…
Dlesep tengah = nyungsep
Apa bener lek iwan skillnya diatas rata rata?
Tau darimana mbah
wis tau riding bareng mbah,.. ancen skilnya luar biasa.
aku putumu mbah 😀
nggih mbah