
YUDIBATANG.COM – Halo brother biker 😀 ,.. Artikel pengalaman berkendara. Jalan pantura alias jalan pantai utara merupakan jalan nasional penghubung antar propinsi di wilayah pantai utara pulau jawa. Hampir semua jenis kendaraan setiap hari melintas di jalan pantura ini. Jalan pantura yang sering saya lewati adalah jalan pantura dari Batang jawa Tengah hingga cirebon jawa barat. Jalan pantura ini punya cirikhas memiliki proyek perbaikan jalan yang abadai. Jalan baru diperbaiki namun setelah 1 hingga tiga bulan kindisi jalan kembali rusak. Karena volume kendaraan yang lewat di jalan pantura sangat banyak, menyebabkan dibeberapa titik mengalami kerusakan. Biasanya kalau nggak jalan yang berlubang ya gundukan aspal.
( Baca : Mengenal jenis dan kebiasaan truk-truk di Pantura )

Beberapa waktu yang lalu saya pernah melihat langsung didepan mata kepala sendiri, seorang pemotor hampir terjatuh gara-gara gundukan aspal dipantura Pemalang. Ceritanya begini.. waktu itu saya solo riding hendak menuju ke Cirebon jawa barat menggunakan motor matik entry level. karena seringnya saya melewati jalan pantura batang hingga cirebon, saya jadi hafal posisi dimana jalanan yang sering terdapat kerusakan.
Kalau posisi jalan yang rusak kebanyaka disebelah kanan, saya riding disebelah kiri. begitu juga sebaliknya. Nah,.. sampai di Traffic light Pemalang yang mau masuk jalan lingkar Pemalang saya bertemu pemotor yang menunggang motor sport Honda CBr150R Livery Repsol. Pemotor tersebut membawa gembolan di jok belakang. menggunakan safety riding kumplit dan helmnya full face.Oh,..ita Plot Nomornya masih saya ingat B 3596 PCO.
Pemotor hampir jatuh gara-gara gundukan aspal
Saya mulai riding masuk ke jalan lingkar pemalang kira-kira kecepatan 70-80 km/h di speedometer. Menjelang tikungan pertama saya kurangi kecepatan sekitar 60 km/jam dan mulai masuk tikungan. Saat keluar tikungan saya buka gas motor hingga 80 km/jam dan ada pemotor yang menunggang Honda CBR150R mendahului saya. Mungkin kecepatannya sekitar 90-100 km/jam. kemudian posisi saya dibelakang motor tersebut, mungkin jaraknya sekitar 10 meteran. Tak berapa laam saya melihat pemotor tersebut hampir terjatuh! badannya agak keangkat sedikit keatas kemudian motornya oleng kekanan dan kekiri. Reflek saya mengucap “ya Allah,.. ya Allah… “. Alhamdulillah pemotor tersebut masih mampu mengendalikan motorrnya dan selamat.
Saya terus riding dengan kecepatan 80 km/jam namun pemotor tersebut sudah jauh kedepan. Sampai ditraffic light akhir dari jalan lingkar pemalang, saya kembali bertemu pemotor yang hampir jatuh tadi. posisi saya tepat di samping sipemotor tersebut. Saya lepas masker dan berkata “Mas,..sampean tadi hampir saja jatuh!” . Sipemotor membuka visor helmnya dan menjawab “Iya pak,.. saya nggak lihat ada gundukan aspal”. Saya bilang lagi “Lebih baik sampean istirahat mas,.. mau ke jakarta?” sipemotor menjawab “Saya baru jalan pak, tujuan mau kecikarang”.
Lampu menyala hijau kamipun berpisah, sipemotor sudah jalan jauh didepan saya. masuk jalan pantura saya kurangi kecepatan antara 60-90 km/jam. dari pengalaman yang saya lihat, motor sport dengan ukuran ban diatas rata-rata saja hampir terjatuh gara-gara gundukan aspal. Apalagi motor yang pakai ban tidak standar atau pelk dan ban yang ukuran kecil? wis,.. bakalan njungkel kalau kena gundukan aspal di pantura.
Kalau liat gaya orang naik motor tuh emang pada jagoan sih ngebut apalagi mesin motor sekarang bisa kenceng2…cuma sayang mau jalan di jakarta sekalipun gak ada yang bebas dari lobang kecuali di Thamrin-Sudirman itu juga kadang masih ketemu kok….makanya suka salut pada gak sayang sama nyawa dan motornya….
desember lalu mbah..saya mau nyungsep malem2 di flyover daerah cirebon yang dibawahnya ada pasar nya,lupa daerah mana..lagi lumayan banter ndilalah minim penerangan juga kan..pas turunan flyover habis nyalip 3 fuso mak jeglikk..didepan ada gundukan aspal…motor keangkat trus hampir jatuh untung masih bisa ngerem dikit2..alhamdulillah masih selamat.