
YUDIBATANG.COM – Halo brother biker 😀 ,.. Beberapa waktu yang lalu saat saya sedang berkunjung ke daerah Sukoharjo Jawa tengah saya melihat pemotor tua naik motor tua. Saat saya lagi di bonceng motor oleh seorang teman hendak menuju ke pabrik mebel. Ketika motor sedang berhenti di traffic light, saya melihat bapak – bapak yang sudah berumur tua atau simbah – simbah sedang naik motor tua dan mau menyeberang jalan sendirian.
(Baca : Ketika Pemotor sudah tua kebiasaannya akan berubah )
Melihat pemandangan seperti itu saya merasa antara khawatir dan bangga. Yups,.. kawathir karena sibapak yang sudah tua bin sepuh naik motor tua sendirian. Sibabak naik motor dari sisi kiri kemudian berhenti sejenak, menengok kebelakang kemudian pelan-pelan mlipir menyeberang jalan di zebra cross traffict light. Saya memandangi ters sibabak tua sampai beliaunya berhasil penuh menyeberang jalan di sisi jalan yang lainnya. Saya khawatir kalau – kalau terjadi apa – apa dengan sibapak. Ada sedikit pikiran negatif, ini pada kemana anak-anaknya? kok bapaknya yang sudah tua dibiarkan naik motor sendirian di jalan raya?. Si pemotor tua berumur sekitar 70 tahunan, memakai baju batik serta sandal bandul. Motornya jenis motor bebek dua tak lawas keluaran yamaha.
Sesaat kemudian saya tepis pikiran negatif saya dan mencoba untuk berpikir positip. Si pemotor tua berarti passion pada motor bebek tuanya sangat tinggi. Mungkin beliau memiliki motor bebek tua tersebut dari jaman masih muda dan mungkin juga motor bebek tua tersebut menyimpan banyak kenangan pahit dan manis dalam kehiduannya.
Mulai muncul perasaan bangga pada si peemotor tua tersebut. Berarti beliaunya sangat mandiri tidak mau merepotkan anak – anaknya dalam beraktifitas. Suatu saat kita para pemotor atau para bikers juga akan menjadi tua kalau tuhan memberi umur panjang. Dan tentunya kita juga tidak ingin ketergantungan kepada orang lain dalam beraktifitas. salut dan bangga dengan simbah pemotor tuaa penunggang motor bebek tua yamaha. Semoga selalu diberi kesehatan mbah.
Nice artikel mbah. Jadi inget karo bapak’e dewe mbah. Umur udah 60++ tp masih suka bawa motor sendiri, malah anak(adik2), cucu, ponakan, menantu masih d antar jemput ke sekolah sama kemana2 mbah sampe sekarang. Udah d larang tp msh tetep mbandel, malah bilang “kayak anak yg g inget sama jasa si dukun (motor tua kesayangan bapake)”, dr jaman masih skolah sampe tamat d anter2. Jd sedih campur kangen mbah. wis minggu mene waktune sungkem nang bapake karo si mbok, mumpung je ono karo sehat2
Mertua kakak saya juga suka motoran. Sudah dua kali kecelakaan (luka lumayan, gak tega n kasian) tapi tetap semangat. Motornya ymh alfa mbah. Pengin ngancani tapi gak ada waktunya
Wah ini kayak saya, mas Yudi.
Walaupun sudah embah2 asli dgn 5 cucu, saya masih lebih suka naik motor dari pada mobil.
Semua anak kami (3 cowok) sudah berumah tangga dan tinggal di ibukota Jatim, sementara kami tinggal berdua istri di perbatasan Jatim-Jateng.
Walaupun anak2 dan cucu2 sering pulang, tapi kami sering juga naik motor berdua nengok cucu2, 160-an km one way, malah istri yg sering ajak naik motor.
Naik mobil kurang asyik katanya.
Kelak, bila kita dikasih umur panjang. mungkin juga akan demikian. smoga kita bisa ambil hikmahnya…
nggih mbah