
YUDIBATANG.COM – Halo brother biker 😀 ,.. Artikel pengalaman berkendara. Yups,.. Feel naik motor atau bahasa gampangnya rasa saat naik motor. Feel naik motor jarak jauh dan naik motor jarak dekat itu berbeda. Berdasarkan pengalaman naik motor luar kotanan selama belasan tahun, yudibatang mengamati ternyata “feel” saat naik motor jarak jauh dan feel naik motor jarak dekat itu berbeda. Maksudnya bagaimana? Begini penjelasannya ala yudibatang.
(Baca : Beda rasa naik motor dan bonceng, yang depan santuy yg bonceng berisik )

1.Feel naik motor jarak jauh
Seorang pemotor atau seorang biker bila akan melakukan perjalanan naik motor luar kota atau perjalanan jarak jauh, umumnya persiapannya lebih matang. Mulai dari mecheck kondisi kelayakan sepeda motor, safety gear yang akan digunakan serta bekal yang akan dibawanya. Karena naik motor luar kota akan menempuh perjalanan yang relatif jauh. Karena tujuan yang akan ditempuh relatif jauh, biasanya pemotor ini akan menggeber sepeda motornya pada kecepatan yang lebih tinggi dari biasanya. Misalkan pemotor ini menggunakan motor bebek atau motor matik. yang biasanya dikeseharian hanya lari dikecepatan 40 – 60 km/jam, namun saat naik motor jarak jauh akan memacu motornya hingga 80 sampai 100 km/jam.
Kalau pemotor menggunakan motor sport ya, minimal lari 80 km/jam. Sayangnya pemotor ini kalau jam terbangnya kurang, biasanya kurang kontrol. Mungkin brother biker pernah melihat saat musim mudik lebaran ada pemudik yang melintas dijalan yang kondisi lalu lintasnya padat, tapi “sruntal-sruntul” penginnya kencang terus. Ya.. itu sipemotor belum bisa mengontrol “feel naik motor” luar kota masuk kewilayah dalam kota.
2.Feel naik motoor Jarak dekat
Nah.. kalau naik motor jarak dekat umumnya persiapannya seadanya. Safety gear yang digunakanpun hanya minimalis. sipemotor hanya memakai helm half face,Kaos oblong, celana kolor dan sandal jepit. Bekal yang dibawapun seadanya… asal sudah bawa dompet yang berisi STNK, SIM, KTP dan uang seadanya (kadang-kadang nggak bawa uang ), dan bensin secukupnya langsung jalan. Karena hanya menempuh jarak dekat, umumnya pemotor ini ridingnya nyantai paling cuman lari 20-40 km/jam. (Pengecualian pemotor bergejil).
Nah.. karena jarak dan tujuan pemotor ini relatif dekat biasanay “Feel” naik motornyapun nyantai. Pemotor ini kalau kurang kontrol juga bahaya. Misal biasa nyantai lewat jalan kabupaten, pas lewat jalan propinsi (seperti jalan pantura).. eh kecepatannya tetap santai … bahaya!! bisa disasak oleh bus AKAP maupun truk!
Silahkan share pendapat anda
Batas kecepatan itu 40 kmj loh.
Ingat sefti riding sangat penting. Ditunggu anak istri di rumah.