Pengalaman naik motor menjadi jawaban dari do’a seseorang

yudibatang

YUDIBATANG.COM – Halo brother biker 😀 ,.. Mohon maaf blog nglowong hampir empat bulan. Juragane sibuk plus lagi tidak mood. Sekarang juragane sudah mulai mood lagi dan kerjaan bisa disambi menulis. Okay,.. saatnya menulis artikel pengalaman berkendara. Yups,.. Pengalaman naik motor menjadi jawaban dari do’a seseorang. Pengalaman seperti ini mungkin anda pernah mengalaminya, namun anda tidak menyadarinya. Dulu pernah saya tuliskan pengalaman nolongin seorang pengendara wanita yang motornya mogok dijalan pantura Semarang Demak. Artikelnya ada di link bawah ini

Reaksi cepat HC3 Astra motor center Semarang membantu kustomer yang trouble di jalan.
Setelah saya renungkan, kejadian seperti diatas merupakan jawaban do’a dari seseorang yang mengalami masalah dijalan.

Nah,.. pada hari minggu sekitar awal bula Juni yang lalu, saya kembali menjadi jawaban dari do’a seseorang. ketika saya naik motor perjalanan dari Batang menuju ke Cirebon. Begini ceritanya,.. Saat itu selama dua bulan kondisi tempat kerja yudibatang sedang di rumahkan karena efek Pandemi virus Corona. (Bulan April dan mei). Dan awal bulan Juni yudibatang sudah mulai untuk bekerja. Just info saja kondisi saat pandemi ini hampir semua sudut kehidupan pada prihatin. begitu juga saya, harus pintar mengatur keuangan dan berhemat.

anak salim sama bapak

Minggu pagi yudibatang bilang ke ibunya anak2 agar disiapkan beras sekitar 5 kg dan mi instant 5 biji plus telor seperempat kilo gram. maksudnya agar kalau sudah sampai di cirebon, sy bisa berhemat dengan memasak nasi, plus mi instant dan Telor dadar. Rencana saya mau berangkat ke Cirebon sehabis dhuhur. Ternyata batal karena istri yudibatang sedang keluar ada urusan. Akhirnya saya berangkat dari Batang Jawa tengah sekitar jam 3 sore. O..iya bekal Beras, mi instant dan telor saya masukan kedalam bagasi suzuki Address tunggangan saya.

pengalaman naik motor manjadi jawaban doa

Saat berangkat cuaca cerah, namun memasuki daerah perbatasan Pekalongan hujan turun. Saya segera menepi dan memakai jas hujan. Kemudian lanjut perjalanan. Sampai di daerah Perbatasan Pekalongan – Pemalang, hujan berhenti. Sayapun segera kembali berhenti untu melepas jas hujan. Saat sedang melepas jas hujan, lewat seorang bapak tua yang menuntun becaknya. Lalu bapak tua tersebut memarkir becaknya sekitar 5 meter didepan motor saya. Dan Bapak tua tersebut menghampiri saya dan berkata sesuatu dalam bahasa Jawa.

yudibatang naik address

Bapak tua : “Pak, Nyuwun sewu ,.. kulo bade nyuwun”… “Sedinten kulo dereng angsal penumpang kalian dereng angsal arto”. translate ” Pak , Permisi.. Saya mau minta”.. “Sudah seharian saya belum dapat penumpang dan belum dapat uang”.

Saya lihat raut muka bapak tua tersebut tterlihat pucat dan lemas, bola matanya yang sudah agak berwarna abu-abu terlihat mau meneteskan air mata. Saya langsung membuka dompet dan ternyata uang cash didalam dompet saya tinggal 35 ribu. Maklum lagi bokek..he..he.. Ya wis,.. saya ambil sepuluh ribu buat sibapak tua karena yang 25 ribu mau buat beli bensin. Sibapak tua terlihat senang menerima pemberian uang yang tidak seberapa dari saya. “Matur nuwun mas” bapak tua tersebut menyampaikan rasa terima kasih. Saat bapak tua berjalan menuju becaknya, saya teringat kalau di bagasi motor saya ada beras dan Indomie plus telor. Saya penggil bapak tua tersebut. “Pak, teng griyo bapake kalian sinten nggeh?” translate “Pak, di rumah bapak tinggal dengan siapa ya?”. Sibapak tua menjawab “Kalian estri kulo” translate “tinggal dengan istri saya”.

pak tua

*poto ilustrasi

Pengalaman naik motor

Saya menawari beras kepada beliau “Bapak purun kulo paringi beras? nek purun monggoh niki beras dibekto” translate “Bapak mau saya kasih beras? kalau mau silahkan beras ini dibawa”. Si bapak terlihat sangat senang sekali dan menjawab kalau dia mau. Lalu beras saya ambil dan berikan kepada bapak tua tersebut. Saya segera memasukan jas hujan dan kembali melakukan perjalanan. Sampai di daerah comal, saya baru teringat kalau selain membawa beras, saya juga membawa mi dan telor. Saya memaki diri saya sendiri “Kenapa tadi beras dan telornya tidak sekalian saya berikan kepada bapak tua tadi??!!” ,.. Mau belik ketempat bapak tua tadi tapi sudah tanggung. ya wis lah ,.. saya lanjutkan perjalanan.

Orang tua jaman dulu

Nah,.. dari pengalaman yang saya alami, kita sering mengalami hal-hal demikian, namun kita tidak menyadarinya. Semoga di bapak tua pengayuh becak dan istrinya selalu diberi kesehatan dan dimudhkan rizkinya. kalau lihat kehidupan seperti itu, saya jadi sangat bersyukur dengan hal2 yang terjadi dikehidupan saya.

About yudibatang 2695 Articles
Pemotor sederhana yang suka berbagi pengalaman seputar sepeda motor dan cerita horor. Contact email yudi.indonesia@yahoo.co.id

4 Komentar

  1. Terimakasih atas kisahnya Om Yud, sangat menginspirasi. Semoga Om Yudi sekeluarga senantiasa dilimpahkan rezeki dan kesehatan oleh Allah krn kebaikan yg sudah Om Yudi lakukan, aamiin

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*


Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.