
YUDIBATANG.COM – Halo brother biker 😀 ,… Sudah lama sekali nggak nulis artikel horor. Okay,.. sekarang waktunya artikel horor malam jumat khas yudibatang. Siapkan kopi, cemilan, sarung dan tutup pintu jendela bagi anda yang lagi sendirian di rumah atau di kos. hi..hi..hi.. Ini pengalaman horor saya sendiri yang terjadi sekitar tahun 2019 di Yogyakarta. yups,.. Pengalaman menolak lelembut !Ceritanya begini…
Pengalaman menolak lelembut ini baru pertama kali saya alami. Saat itu saya bekerja di sebuah perusahaan mebel asing yang memiliki cabang di Indonesia. Diantaranya di cirebon, di Yogyakarta, Solo, Semarang dan Jepara. Biasanya saya bertugas di Cirebon Jawa barat. Namun saat itu menejemen perusahaan mengadakan rolling tempat kerja. Saya di rolling bertugas di Yogyakarta dan Solo. Perusahaan menyewa rumah kontrakan untuk dijadikan mes tempat tinggal. atau bahasa kerennya home base.
Mes perusahaan saya berada di daerah Pilahan Gedong kuning atau lebih dekat ke Kota gede Yogyakarta. Mes berupa rumah tinggal dengan dua kamar, ruang tamu, ruang tengah, gudang, kamar mandi dan dapur. disisi kanan mes berupa tanah kosong yang terdapat semak-semak dan rumput liar yang cukup tinggi. Oh,.. iya sebelum saya datang ke Yogya, saya pernah di ceritain teman kerja yang tinggal di mes Yogya, bahwa kadang-kadang ada suara orang menggeduk-geduk tembok. Pucuk di cinta ulam tiba,.. berarti disana ada lelembutnya. asiikk.. bisa buat artikel horor.
*Denah Kontrakan yudibatang
Hari pertama datang ke mes Yogya saya ditemani atasan saya, sebut saja namanya pak Agus. Yah,.. karena atasan saya yang akan menunjukkan dan mengenalkan saya kepada pabrik mebel yang akan saya inspect produk mebelnya. Hari pertama hingga hari tiga , keadaan baik2 saja. Mungkin karena di mes ada dua orang yang tinggal dan atasan saya sudah lebih dulu tinggal di yogya sekitar tiga tahunan. Namun atasan saya ini, tidak full tinggal di yogya. kadang hanya dua hari, kadang tiga hari, selebihnya atasan saya muter pergi ke cirebon atau Jepara.
Pengalaman menolak lelembut
Nah,.. dihari ketiga (hari rabu) atasan saya pergi menuju Cirebon dan saya di tinggal sendiri di mes. Malam harinya mulai terasa… sekitar jam 12 malam saat saya sudah mapan turu atau siap2 mau tidur, terdengar suara orang menggeduk-geduk tembok dari arah samping mes/tanah kosong. suara itu terdengar pelan tiga kali “dug.. dug.. dug..” kemudian senyap. Saya menganggap itu hanya perasaan saya saja yang lelah mau tidur. Saya tetap tertidur hingga pagi dan kembali beraktifitas kerja.
Pas hari keempat bertepatan dengan hari kamis malam Jumat di jam yang sama kembali terdengar suara orang menggeduk-geduk tembok! Kali ini saya belum mengantuk. Saya masih melek dan menempelkan kuping ke tembok sambil menunggu kalau-kalau terdengar suara gedukan tembok lagi. Namun ditunggu hingga sepuluh menitan, suara itu tidak muncul. Saya kembali tiduran dikasur. baru saja merebahkan kepala di bantal, terdengar lagi suara gedukan tembok sebanyak tiga kali… “dug! dug! dug!”. Spontan saya kembali bangun dan duduk serta ngomong sendiri ” siapa ya?… sudah malam jangan bercanda!”.
tiba-tiba kembali terdengar suara gedukan tembok sebanyak tiga kali lagi. kali ini suaranya lebih keras!! spontan saya buka jendela dan menyalakan lampu pada ponsel sembari memeriksa kondisi samping rumah. Seeerrr!! wuusshh!! terasa hembusan angin di wajah saya. Dan… saya merasakan mak ..prekkkiittiikkk!”. Bulu kuduk spontan berdiri! Saya bangun dari kasur dan menuju dapur yang terdapat pintu belakang akses ketanah kosong samping rumah. Saya buka pintunya dan menyoroti semak2 dengan lampu ponsel. Setelah di cek dengan perasaan merinding, ternyata tidak ditemukan apa-apa. lanjut .. saya masak indomi saja, sapa tau ini efek perut lapar jadinya saya berhalusinasi.
Saat sedang menunggu air mendidih dan membuka bungkus mi instant, ada suara perempuan yang terdengar dari teras rumah. Suaranya terdengar lirih dan seperti memelas. “Maass… Maass”. mak prinding!! merinding lagi nih bulu kuduk. waduh tengah malam begini ada suara perempuan memanggil-manggil. Saya matikan kompor dan lari menuju pintu depan. Saya buka kunci dan membuka pintu… ternyata tidak ada siap-siapa. Saya keluar dari teras hingga dipinggir jalan, tengak-tengok tidak ada seorangpun yang lewat. Dalam hati saya menduga “Ini mungkin lelembut yang berada disekitar daerah sini”.
Saya kembali masuk kedalam rumah dan melanjutkan masak mi instant. Hingga selesai masak dan mi dan selesai makan, tidak terdengar hal-hal aneh. Nah,.. pas habis makan saya merokok di teras sambil buka baju. Biasanya ada orang-orang ronda yang lewat dan mampir ngobrol-ngobrol. Namun sampai rokok tinggal setengah, tidak ada seorangpun yang lewat. saya kembali masuk rumah,.. namun saat saya hendak menutup pintu… terasa ada mebusan angin dingin yang terasa dari wajah hingga ke tengkuk… wusshh..cesss… dan langsung terjadi reaksi dibuluk kuduk.. mak prekkiitiikk!!
Saya segera mengunci pintu dan hendak masuk kamar untuk tidur. Sesaat sebelum memasuki kamar, saya melihat sekelebat bayangan putih di dapur. Seperti perempuan bergaun putih yang berjalan dengan cepat. “Hiii.. sem.. malam-malam sendirian malah didatangi beginian..” guman saya dalam hati. Pelan-pelan saya menuju dapur untuk memastikan keadaan… sampai di dapur ternyata pintu samping yang tadinya saya tutup sekarang jadi terbuka.
Saya tarik nafas dalam2 dan membaca aya Al quran dan berjalan menuju pintu samping. Saya lepas nafas sedikit-sedikit, dan berbicara sendiri. “Jangan ganggu, saya tinggal disini untuk bekerja… bergilah”. saya merasa dibatin saya terdengar ada suara perempuan yang berbicara “saya dulu disini.. saya mau balik lagi kesini”. Saya ngomong lagi “nggak bisa, kamu sudah pergi dari sini jangan pernah kembali kesini”. Setelah itu suasana jadi hening. Saya bergegas kembali masuk rumah dan tidur kridongan sarung.. hii..
Ternyata minggu depan pak Agus cerita dulu pernah ada bapak-bapak yang datang ke kontrakan dan meminta tanah disamping kontrakan. Sibapak bercerita bahwa dulu dia dan istrinya mengontrak dirumah itu. Dan saat pindahan, lelembut penghuni kontrakan ikut di rumah yang baru. menurut sibapak lagi, si lelembut itu suka dengan istrinya dan terus berada dirumah yang baru. Dan sebagai sarat untuk mengusir lelembut tersebut, harus mengambil segenggam tanah dari kontrakan yang dulu alias kontrakan yang saya huni sekarang. Hiii… untugnya semalam pengalaman menolak lelembut, saya reflek ngomong menolak kembalinya silelembut bergaun putih….
Baca juga Di cegat kuntilanak penunggu jembatan
Mbah kerja dimana? penasaran banget nih, hehe
sekarang di cirebon mbah
kangen nih mbahhhh ama sampeyan….eh artikel sampeyan.
tak tunggu tunggu suwiiiiiii banget rak methu..mmethu
opo warunge bubar? jebule golek mood sek yo mbah.
golek mood e ampe 4 bulanan mbahhh..
nggih mbah he..he..
mbah, ada loker mbah? barangkali ada informasi, pengen juga ikutan kerja di situ mbah, mksh
Kabarmu piye Mbah, iseh Akas PO ora. Oleh salam Ki Soko wong nggendor ?
kabar apik mbah. Ndang madyango mbah